Percayalah bahwa kesulitan itu membuat kita menjadi jauh lebih tangguh.

Jumat, 21 Maret 2014

Hapuskan Rasisme Dalam Sepak Bola

Sepak bola adalah olahraga yang saya sangat gemari. Mungkin pendapat ini juga berlaku bagi kebanyakan orang didunia ini. Mulai dari permainan game virtual maupun sampai permainan nyata di tanah lapang atau lapangan ruangan yang sekarang lebih banyak digandrungi oleh para pecinta sepak bola atau lebih jelasnya adalah futsal. Saya pribadi melakukan olahraga ini sangat sering intensitasnya dalam kurun waktu 1 minggu. Menurut saya dengan olahraga futsal atau sepakbola bisa mengurangi stress di kepala yang terlalu banyak memikirkan masalah tugas kampus.
Namun dalam sepakbola ini juga sering dinodai dengan masalah-masalah yang sangat disayangkan terjadi. Masalah yang saya akan bicarakan disini adalah mengenai rasisme antara klub yang sedang bertanding atau antara suporter yang sedang mendukung timnya bertading. Masalah ini menjadi sangat serius karna bisa secara langsung merendahkan harga diri seseorang atau bahkan merenggut nyawa seseorang dengan mudahnya. Kita bisa bayangkan bagaimana perasaan seorang pemain yg secara langsung mendapat hinaan rasisme dari pemain lawan atau supporter lawan mereka. Itu adalah perbuatan biadab yang dilakukan oleh orang purba kala yang tidak mengerti aturan.

Kita bisa mengambil contoh dari banyak kasus pemain professional yang mendapat hinaan rasisme. Pemain legenda brazil Roberto carlos pernah dihina dan dilempari buah pisang oleh para pendukung lawannya ketika ia memperkuat tim sepakbola asal timur tengah. Ini sangat menyedihkan karna tidak ada respect sama sekali dari seporter lawan terhadap pemain yang sedang bertanding. Ketika kejadian itu terjadi sang pemain langsung berjalan meninggalkan lapangan dengan wajah yang sangat kecewa. Itu kasus yang saya ambil memang sudah berlalu lama tapi setidaknya bisa kita ambil contoh bahwa perbuatan rasisme tersebut sangatlah bisa merendahkan harga diri orang lain.
Contoh lain dari perseteruan atau rasisme antar supporter terjadi didalam negeri. Kita tahu persaingan dan fanatisme yang sangat tinggi antar tim ibu kota persija Jakarta dengan tim persib bandung. Itu secara tidak langsung menyulut api persaingan antara supporter mereka diluar lapangan. Mereka seakan ingin menunjukan bagaimana loyalitas mereka sebagai supporter tim paling kuat di ranah liga professional Indonesia. Korban nyawa dari persaingan itu sudah banyak yang berjatuhan. Dari supporter yang masih dibawah umur maupun yang sudah dewasa. Hendaknya dari kejadian ini kita harus sadar bahwa fanatisme yang berlebihan itu tidak benar dan bisa menimbulkan nyawa melayang.
Menurut saya cara bagaimana menanggulangi masalah rasisme tersebut adalah sangsi yang dijatuhkan FIFA harus lebih berat lagi. Dari yang hanya meniadakan supporter saat timnya bertanding dengan ditambahkan pengurangan poin terhadap tim yang bersangkutan. Kemudian dari masalah rasisme antar supporter harusnya koordinir lapangan dari masing-masing pihak harus lebih tegas lagi dalam mengawasi anggota supporter mereka. Dan dari sektor penyelengara pertandingan harus lebih ketat mengawasi para pendukung yang masuk ke lapangan dan ketika pertandingan usai. Seharusnya sepakbola bisa menjadi olahraga persatuan antar semua bangsa tanpa adanya batasan suku, budaya maupun bahasa. Karena sepakbola bisa dinikmati oleh seluruh orang didunia ini tanpa melihat latar belakang orang tersebut. Mari hilangkan rasisme dalam sepakbola dan nikmati setiap pertandingannya dengan rasa menghargai yang tinggi. Salam Olahraga!!!