Percayalah bahwa kesulitan itu membuat kita menjadi jauh lebih tangguh.

Kamis, 05 April 2012

Reported Speech


Reported Speech atau Kalimat Laporan adalah kalimat yang digunakan untuk melaporkan apa kata orang lain dengan memasukkannya dalam kalimat yang kita buat sendiri. Kalimat laporan ini sering juga disebut dengan Kalimat Tak Langsung. Perhatikan penjelasannya di bawah ini:

Penggunaan

1. Statement


Pada penggunaan jenis kalimat ini, kata sambung yang kita gunakan adalah that. Namun kata ini bisa dipakai atau boleh juga tidak dipakai.

Perhatikan dialog berikut ini:


Alex : I am a student.
Bob  : What did Alex say, Andy?
Andy : Alex said that he was a student.

Catatan:
  • Apa yang diucapkan Andy adalah kalimat tak langsung, karena Andy mengulang apa yang diucapkan Alex kepada Bob.
  • Karena bersifat pengulangan dan Alex berkata demikian beberapa saat yang lalu (sebelum Bob bertanya) maka Tenses yang digunakan harus dalam bentuk Past.
  1. George said," My mother will go to Bali today."
  2. George said (that) his mother would go to Bali today.
Catatan:
  • Perubahan hari dan tempat sangat tergantung pada situasi pada saat berbicara. Artinya dapat saja berganti, namun dapat juga tidak.
  • Tanda petik tidak lagi digunakan.
  1. "I have phoned the police," John said.
  2. John said that he had phoned the police.
2. Request/Command

Ada 2 kelompok dalam penggunaan kalimat tidak langsung jenis ini, yaitu:
  1. Positive  Request/Command
  2. Negative Request/Command
Mari kita bahas satu persatu:

a. Positive Request/Command


Kalimat tak langsung jenis ini adalah kalimat permintaan atau perintah yang tidak dimulai dengan don't, seperti open the door!, close the window!, be carefull!, dsb. Untuk kalimat jenis ini, kata sambung yang digunakan adalah to sebelum kata kerjanya.

Contoh:
  1. "Close the window!", Anton asked.
  2. Anton asked me to close the window.
  1. Bob said," Be careful, my son!"
  2. Bob asked his son to be careful.
b. Negative Request/Command

Kalimat tak langsung jenis ini adalah kalimat permintaan yang dimulai dengan don't. Kata sambung yang digunakan adalah not to untuk menggantikan don't.

Contoh:
  1. "Don't touch me!", William asked.
  2. William asked me not to touch him.
  1. Mrs. Hunt said," Don't be lazy, Henry!".
  2. Mrs Hunt asked Henry not to be lazy.
3. Questions

Jenis ini juga memiliki 2 kelompok yaitu Yes/No Question dan Wh- Question.

a. Yes/No Questions


Yes/No Question adalah jenis pertanyaan yang membutuhkan jawaban ya atau tidak. Kata sambung yang digunakan adalah whether atau if. Namun yang perlu diingat adalah susunan kalimat dalam kalimat tak langsungnya harus menjadi normal kembali. Artinya setelah kata whether/if, maka harus dimulai dengan Subjek, Predikat, dst. Kita dapat juga menambahkan or not pada kalimat tak langsungnya. Namun kata or not hanya mengiringi kata whether dan tidak if. Kata whether lebih sering digunakan daripada if.

Contoh:
  1. Mr. Hunt asked," Are you my new secretary?"
  2. Mr. Hunt asked the girl whether she was his new secretary or not. - Bentuk I
  3. Mr. Hunt asked the girl whether or not she was his new secretary. - Bentuk II
  4. Mr. Hunt asked the girl whether she was his new secretary. - Bentuk III
  1. "Can you pick me up?", asked Edward.
  2. Edward asked if I could pick him up.
b. Wh- Questions

Wh- Question adalah jenis pertanyaan yang tidak dijawab dengan ya atau tidak, melainkan sebuah pernyataan seperi How old are you, Where do you live? dsb.

Kata sambung yang digunakan adalah kata tanya itu sendiri. Susunan setelah kata tanya itu kembali seperti kalimat positif. Perhatikan contoh-contoh kalimat berikut. Tanda tanya juga harus dihilangkan.

Contoh:
  1. "How old are you?", Ahmad wanted to know.
  2. Ahmad wanted to know How old I was. (BUKAN How old was I)
  1. Andy asked Ted," Where do you live?"
  2. Andy asked Ted where he lived.
LAIN - LAIN

Bagaimana dengan contoh-contoh kalimat berikut?
  1. "sssst!"
  2. "hmmm!" (berdehem)
  3. "zzzzzzz!" (mendengkur)
  4. dsb?
Rujukan :

Opinion about this picture


Pendapat saya mengenai gambar di atas :

            Merupakan contoh Pemerintah yang menghindari masalah yang sedang di hadapinya. Sudah jelas dan kita ketahu bersama bahwa bencana banjir merupakan kesalahan Pemerintah Kota dan warganya tersebut. Dari gambar tersebut kita bisa lihat bahwa Pemerintah tidak mempunyai konsep Tata Kota yang memadai. Lebih banyaknya gedung-gedung bertingkat di bandingkan dengan lapangan hijau untuk menyerap air hujan, dan akhirnya terjadilah bencana tersebut.
            Masyarakat juga berperan penting, mereka dengan seenaknya mendirikan bangunan di pinggir aliran sungai dan membuang sampah sembarangan sehingga bisa terjadilah bencana tersebut.
            Seharusnya kedua elemen penting tersebut bersatu untuk mencari solusi dari permasalahan besar ini. Agar terciptanya kota yang sehat untuk kita tinggali. Go Green…!