Percayalah bahwa kesulitan itu membuat kita menjadi jauh lebih tangguh.

Minggu, 19 Oktober 2014

Review Jurnal

Jurnal 1

Polibisnis, volume 4 No. 2 Oktober 2012
ETIKA BISNIS PERIKLANAN: PELANGGAN PEDOMAN ETIS DALAM IKLAN TELEVISI 2012
Fitri Adona
Dosen Politeknik Negeri Padang
Jurusan Administrasi Niaga

Penelitian ini di latar belakangi karena maraknya iklan maupun tayangan lainnya di televisi saat ini yang sudah melanggar norma dan sopan santun. Banyak kerugian yang di dapat dari tayangan yang mengarah ke hal yang negative ini. Tanpa kita sadari anak-anak yang masih di bawah umur dengan leluasa menyaksikannya karena kebanyakan tayangan tersebut muncul pada jam-jam dimana semua orang dapat menyaksikannya. Jadi penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mendalam tentang etika bisnis perusahaan pemasang iklan di TV dengan pendekatan kualitatif. Fata yang di dapatkan untuk penelitian ini yaitu secara langsung dari sumber televisi tersebut. Rancangan penelitian ini adalah multi kasus, karena subjek yang di teliti lebih dari satu, begitu juga dari latar atau tempat penyimpanan datanya.
            Peneliti mengambil subjek Stasiun TV yang sama-sama berjenis swasta dari lembaga penyiaran TV di Jakarta. Kesepuluh stasiun TV tersebut bersiaran secara nasional dengan hanya menggunakan stasiun relay/ transmitter di setiap daerah, termasuk ke Sumatera Barat. Lembaga penyiaran TV yang menjadi objek penelitian ini adalah: ANTV, Global TV, Indosiar, Metro TV, MNC TV, RCTI, SCTV, Trans 7, Trans TV, dan TV One. Kesepuluh TV tersebut dinilai memiliki jaringan ke daerah. Kasus yang diteliti adalah iklan TV pada lembaga penyiaran TV swasta Jakarta yang memiliki latar dan segmen berbeda selama 2012.  Rancangan studi multikasus dilakukan sebagai upaya pertanggungjawaban ilmiah berkenaan dengan kaitan logis antara fokus penelitian, pengumpulan data yang relevan, dan analisis data hasil penelitian.
            Kesimpulan dari penelitian ini adalah pelanggaran etika bisnis periklanan di tentukan oleh industry periklanan, peristiwa kehidupan dan persaingan industry, dan kamerawan televisi atau industry periklanan, serta kekuatan lain pandangan atau konsep tertentu. Seharusnya adalah iklan yang baik bisa memberikan manfaat, bukan saja bagi produsen tapi juga pada audien dan yang terpenting tidak menimbulkan demonstration effect dan konsumtivisme masyarakat.


Jurnal 2

Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol 11, No. 1, Maret 2013
Penyimpanan Etika Bisnis Usaha Mikro dalam Perspektif Fenomenologi Schler dan Weber (Studi Kualitatif pada Produk Tahu dan Ayam Potong Oleh Usaha Mikro di Pasar Tradisional Harapajaya, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Indonesia)
Adhy Firdaus
STIE Adhy Niaga

Latar belakang penelitian ini adalah karena semakin maraknya pengusaha-pengusaha yang berskala mikro yang sudah tidak beretika bisnis lagi. Sedangkan bangsa kita terkenal dengan nilai-nilai keagamaan dan moralnya yang baik. Dengan banyaknya makanan yang di campur dengan bahan-bahan berbahaya seperti formalin maka secara tidak sadar akan menghancurkan pola kesehatan masyarakat kita sendiri, demi keuntungan pihak-pihak tertentu saja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap secara pasti fenomena perilaku penyimpangan etika bisnis pada usaha mikro tersebut serta implikasinya pada manajemen. Tempat penelitian adalah pasar tradisional di Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Menggunakan metode penelitian kualitatif fenomenologi. Penelitian berfokus pada mengapa tindakan penyimpanggan etika bisnis berupa pengunaan bahan kimia berbahaya seperti formalin terjadi pada sektor makanan dari usaha mikro. Khususnya pada industri ’tahu’ dan ayam potong. Para peneliti melakukan wawancara langsung ke lapangan dengan alat rekam, kamera foto dan catatan-catatan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pola piker dari para pengusaha mikro ini tidak merasa bersalah terhadap apa yang sudah mereka lakukan. Hal ini disebabkan karena ketidaktahuan mereka akan bahayanya bahan-bahan yang mereka gunakan. Alasan selanjutnya adalah tekanan ekonomi yang mendorong mereka dengan berani membohongi para konsumennya dan tekanan dari bos mereka yang memberikan arahan untuk menggunakan bahan-bahan berbahaya tersebut. Seharusnya pemerintah melarang atau menjaga peredaran bahan-bahan berbahaya tersebut agar tidak dengan mudah di dapatkan oleh masyarakat luas.


Jurnal 3

Jurnal Manajemen Vol.09 No.4 Juli 2012
ANALISIS PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA PERTAMINA GAS AREA JBB DISTRIK CILAMAYA BAGI MASYARAKAT
Dr.Dedi Mulyadi, H. Sonny Hersona GW, DRS., Linda Devis May, SE

            Penelitian ini dilakukan untuk memberikan informasi apa yang dimaksud dengan Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab social perusahaan. Jadi tujuannya adalah untuk menjelaskan dan menganalisis Program CSR yang telah dilaksanakan oleh PT Pertamina Gas Area JBB Distrik Cilamaya bagi masyarakat.
            Metode yang dilakukan yaitu dengan pengumpulan data menggunakan penyebaran kuesioner kepada 158 responden, dan yang menjadi objek penelitian adalah masyarakat yang daerah tempat tinggalnya terdekat dengan wilayah operasi PT Pertamina Gas Area JBB Distrik Cilamaya tepatnya di dusun Tanggul Pertamina dan Dusun Karang Anyar. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan metode analisis kluster, skala likert, rentag skala, analisis deskriptif, uji validitas dan uji reliabilitas dan diolah dengan menggunakan alat bantu SPSS 16.
            Dari hasil pembahasan maka dapat disimpulkan program CSR di lingkungan tersebut terdiri dari lima bidang yaitu bidang lingkungan yang meliputi program penghijauan dan bantuan mobil pemadam kebakaran. Bidang kesehatan meliputi pembinaan di klub sepakbola, senam massal, pemakaian sarana olahrag gratis dan donor darah. Bidang pendidikan meliputi beasiswa dan sumbangan computer. Bidang infrastruktur meliputi sumbangan meja belajar, pembangunan ruang kelas dan penyediaan saran tempat ibadah. Bidang pemberdayaan masyarakat meliputi budidaya pertanian dan budidaya jamur merang. Pelaksanaan program CSR sudah dilakukan dengan terstruktur dengan baik namun masih kurang maksimal karena belum di lakukan oleh bagian khusus, karena program tersebut masih di lakukan oleh pekerja dari fungsi operasi. Tetapi dari 25 butir pertanyaan dari 13 indikator CSR didapat nilai skor rata-rata menyatakan baik/setuju.