Jurnal 1
Polibisnis,
volume 4 No. 2 Oktober 2012
ETIKA
BISNIS PERIKLANAN: PELANGGAN PEDOMAN ETIS DALAM IKLAN TELEVISI 2012
Fitri
Adona
Dosen
Politeknik Negeri Padang
Jurusan
Administrasi Niaga
Email:
fitriadona@yahoo.com
Penelitian
ini di latar belakangi karena maraknya iklan maupun tayangan lainnya di televisi
saat ini yang sudah melanggar norma dan sopan santun. Banyak kerugian yang di
dapat dari tayangan yang mengarah ke hal yang negative ini. Tanpa kita sadari
anak-anak yang masih di bawah umur dengan leluasa menyaksikannya karena kebanyakan
tayangan tersebut muncul pada jam-jam dimana semua orang dapat menyaksikannya. Jadi
penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mendalam tentang etika
bisnis perusahaan pemasang iklan di TV dengan pendekatan kualitatif. Fata yang
di dapatkan untuk penelitian ini yaitu secara langsung dari sumber televisi
tersebut. Rancangan penelitian ini adalah multi kasus, karena subjek yang di
teliti lebih dari satu, begitu juga dari latar atau tempat penyimpanan datanya.
Peneliti
mengambil subjek Stasiun TV yang sama-sama berjenis swasta dari
lembaga penyiaran TV di Jakarta. Kesepuluh stasiun TV tersebut bersiaran secara
nasional dengan hanya menggunakan stasiun relay/ transmitter di setiap daerah,
termasuk ke Sumatera Barat. Lembaga penyiaran TV yang menjadi objek penelitian
ini adalah: ANTV, Global TV, Indosiar, Metro TV, MNC TV, RCTI, SCTV, Trans 7,
Trans TV, dan TV One. Kesepuluh TV tersebut dinilai memiliki jaringan ke
daerah. Kasus yang diteliti adalah iklan TV pada lembaga penyiaran TV swasta
Jakarta yang memiliki latar dan segmen berbeda selama 2012. Rancangan studi multikasus dilakukan sebagai
upaya pertanggungjawaban ilmiah berkenaan dengan kaitan logis antara fokus
penelitian, pengumpulan data yang relevan, dan analisis data hasil penelitian.
Kesimpulan
dari penelitian ini adalah pelanggaran etika bisnis periklanan di tentukan oleh
industry periklanan, peristiwa kehidupan dan persaingan industry, dan kamerawan
televisi atau industry periklanan, serta kekuatan lain pandangan atau konsep
tertentu. Seharusnya adalah iklan yang baik bisa memberikan manfaat, bukan saja
bagi produsen tapi juga pada audien dan yang terpenting tidak menimbulkan demonstration
effect dan konsumtivisme masyarakat.
Jurnal 2
Jurnal Aplikasi
Manajemen, Vol 11, No. 1, Maret 2013
Penyimpanan Etika Bisnis
Usaha Mikro dalam Perspektif Fenomenologi Schler dan Weber (Studi Kualitatif
pada Produk Tahu dan Ayam Potong Oleh Usaha Mikro di Pasar Tradisional
Harapajaya, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Indonesia)
Adhy Firdaus
STIE Adhy Niaga
Latar belakang penelitian ini adalah karena
semakin maraknya pengusaha-pengusaha yang berskala mikro yang sudah tidak
beretika bisnis lagi. Sedangkan bangsa kita terkenal dengan nilai-nilai
keagamaan dan moralnya yang baik. Dengan banyaknya makanan yang di campur
dengan bahan-bahan berbahaya seperti formalin maka secara tidak sadar akan
menghancurkan pola kesehatan masyarakat kita sendiri, demi keuntungan
pihak-pihak tertentu saja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap secara
pasti fenomena perilaku penyimpangan etika bisnis pada usaha mikro tersebut
serta implikasinya pada manajemen. Tempat penelitian adalah pasar tradisional di
Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Menggunakan metode penelitian
kualitatif fenomenologi. Penelitian berfokus pada mengapa tindakan
penyimpanggan etika bisnis berupa pengunaan bahan kimia berbahaya seperti
formalin terjadi pada sektor makanan dari usaha mikro. Khususnya pada industri
’tahu’ dan ayam potong. Para peneliti melakukan wawancara langsung ke lapangan
dengan alat rekam, kamera foto dan catatan-catatan.
Kesimpulan dari
penelitian ini adalah pola piker dari para pengusaha mikro ini tidak merasa
bersalah terhadap apa yang sudah mereka lakukan. Hal ini disebabkan karena
ketidaktahuan mereka akan bahayanya bahan-bahan yang mereka gunakan. Alasan selanjutnya
adalah tekanan ekonomi yang mendorong mereka dengan berani membohongi para
konsumennya dan tekanan dari bos mereka yang memberikan arahan untuk
menggunakan bahan-bahan berbahaya tersebut. Seharusnya pemerintah melarang atau
menjaga peredaran bahan-bahan berbahaya tersebut agar tidak dengan mudah di
dapatkan oleh masyarakat luas.
Jurnal
3
Jurnal Manajemen Vol.09 No.4 Juli 2012
ANALISIS PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA
PERTAMINA GAS AREA JBB DISTRIK CILAMAYA BAGI MASYARAKAT
Dr.Dedi Mulyadi, H. Sonny Hersona GW, DRS., Linda Devis May, SE
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan informasi apa
yang dimaksud dengan Corporate Social
Responsibility (CSR) atau tanggung jawab social perusahaan. Jadi tujuannya
adalah untuk menjelaskan dan menganalisis Program CSR yang telah dilaksanakan
oleh PT Pertamina Gas Area JBB Distrik Cilamaya bagi masyarakat.
Metode yang dilakukan yaitu dengan pengumpulan data
menggunakan penyebaran kuesioner kepada 158 responden, dan yang menjadi objek
penelitian adalah masyarakat yang daerah tempat tinggalnya terdekat dengan
wilayah operasi PT Pertamina Gas Area JBB Distrik Cilamaya tepatnya di dusun
Tanggul Pertamina dan Dusun Karang Anyar. Data tersebut dianalisis dengan
menggunakan metode analisis kluster, skala likert, rentag skala, analisis
deskriptif, uji validitas dan uji reliabilitas dan diolah dengan menggunakan
alat bantu SPSS 16.
Dari hasil pembahasan maka dapat disimpulkan program CSR
di lingkungan tersebut terdiri dari lima bidang yaitu bidang lingkungan yang
meliputi program penghijauan dan bantuan mobil pemadam kebakaran. Bidang kesehatan
meliputi pembinaan di klub sepakbola, senam massal, pemakaian sarana olahrag
gratis dan donor darah. Bidang pendidikan meliputi beasiswa dan sumbangan computer.
Bidang infrastruktur meliputi sumbangan meja belajar, pembangunan ruang kelas
dan penyediaan saran tempat ibadah. Bidang pemberdayaan masyarakat meliputi
budidaya pertanian dan budidaya jamur merang. Pelaksanaan program CSR sudah
dilakukan dengan terstruktur dengan baik namun masih kurang maksimal karena
belum di lakukan oleh bagian khusus, karena program tersebut masih di lakukan
oleh pekerja dari fungsi operasi. Tetapi dari 25 butir pertanyaan dari 13
indikator CSR didapat nilai skor rata-rata menyatakan baik/setuju.